my blog


Jumat, 30 Desember 2011

visit to House of Sampoerna (to know about corporate culture)

House of Sampoerna
Di area seluas 1,5 hektar ini terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan besar di tengah dan dua bangunan kecil di kiri dan kanan yang mengapit bangunan besar. Bangunan ini didirikan pada tahun 1864 dan awalnya digunakan sebagai panti asuhan untuk anak yatim piatu laki-laki.
Pada tahun 1912, panti asuhan dipindahkan ke Jalan Embong Malang. Lalu pada tahun 1932 setelah cukup sukses, Liem Seeng Tee membeli bangunan ini sebagai pabrik rokok Sampoerna. Sejak itu, tempat ini dikenal sebagai Pabrik Taman Sampoerna.
Bagian depan museum
Di bangunan utama yang besar, pada awalnya terdapat aula yang cukup luas. Oleh karena itu, atas ide istri Liem, aula tersebut dibuat menjadi gedung bioskop dengan nama Sampoerna Theater. Gedung bioskop ini dilengkapi dengan panggung berputar dan lantai buatan untuk efek khusus, sehingga membuatnya menjadi salah satu gedung theater terhebat pada masanya.
Saat ini, bangunan utama dijadikan museum rokok House of Sampoerna. Saat memasuki bangunan ini, kita dapat mencium aroma cengkeh yang kuat. Di ruang pertama, kita dapat melihat replika warung rokok yang pertama kali digunakan oleh Liem Seeng Tee untuk berjualan bahan pokok dan tembakau. Kita juga bisa melihat sepeda tua milik Liem Seeng Tee yang digunakan untuk berjualan rokok dan tempat pembakaran tembakau yang memiliki ukuran 4x lipat dari yang ada di museum. Selain itu, di dalam museum juga terdapat berbagai barang pribadi milik keluarga Liem Seeng Tee seperti kebaya, sarung, dan furnitur tua seperti kursi dan meja kerja.
Ini adalah replika warung pertama yang digunakan liem Seeng Tee berjualan
Ini adalah sepeda yang digunakan Liem Seeng Tee untuk berjualan

Di ruang kedua atau tengah, terdapat berbagai foto dari direktur dan komisaris Sampoerna. Mungkin kita sedikit heran karena di foto-foto tersebut ada foto orang asing, itu disebabkan karena House of Sampoerna telah dibeli oleh Philip Moris Internasional (PMI) sejak tahun 2005.Selain itu terdapat berbagai koleksi rokok dan korek api yang bisa kita lihat Lalu di ruang paling belakang museum, terdapat berbagai alat produksi rokok dari Sampoerna pada masa awal, seperti alat produksi rokok serta mesin cetak tua. Kita juga bisa melihat berbagai peralatan riset untuk pembuatan rokok  pada masa itu.
Di bagian belakang museum, terdapat pabrik yang cukup luas untuk memproduksi rokok dan sampai sekarang bangunan ini masih digunakan untuk memproduksi rokok Sampoerna yang cukup merakyat yaitu Dji Sam Soe dan diproses secara tradisional. Kita bisa menyaksikan proses pembuatan rokok di salah satu ruangan pabrik ini dari lantai 2 museum yang juga terdapat tempat penjualan souvenir. Pabrik dibuka pada hari Senin hingga Sabtu dari jam 6 pagi hingga 3 sore. Ada 234 pekerja yang membuat produk tembakau di ruangan ini dengan latar belakang musik tradisional. Setiap pekerja yang bekerja disini mampu memproduksi 325 batang rokok per jamnya.
Kemudian di bagian kanan dan kiri bangunan utama, terdapat bangunan yang lebih kecil. Kedua bangunan ini di sebut Rumah Barat dan Rumah Timur. Kedua rumah tersebut memiliki denah terbalik (seperti cermin). Dahulu, bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Sampoerna. Liem Seeng Tee memiliki prinsip bahwa mereka sekeluarga harus tinggal di lokasi pabrik agar dapat mengendalikan bisnis dengan lebih efisien dan efektif.

Rumah Barat
Keluarga Sampoerna masih menempati salah satu bangunan. Tepatnya di bangunan sebelah kiri bangunan museum atau yang biasa disebut Rumah Barat. Awalnya yang menempati Rumah tersebut adalah Liem Seeng Tee dan keluarga, lalu ditempati oleh anaknya yaitu Aga Sampoerna dan saat ini ditempati oleh Putera Sampoerna bersama keluarganya. Di Rumah Barat juga terdapat sebuah mobil Rolls Royce buatan tahun 1972 yang diproduksi terbatas. Mobil ini miliki generasi kedua keluarga Sampoerna yang dibawa dari Singapura sehingga masih memiliki nomor plat SL 234. Karena Rumah Barat masih ditempati oleh keluarga Sampoerna, maka tidak dibuka untuk umum
.Mobil Rolls Royce
Rumah Timur
Rumah Timur atau di sisi kanan bangunan museum, awalnya ditempati oleh Adi Sampoerna, anak pertama dari Liem Seeng Tee. Kemudian rumah ini sempat digunakan untuk berbagai fungsi termasuk kantor. Dan saat ini, rumah ini digunakan sebagai kafe.


Generasi  Sampoerna
1.      Liem Seeng Tee
2.      Aga Sampoerna
3.      Putra Sampoerna
4.      Michael Sampoerna
Di bagian depan museum ada 4 pilar penyangga, tiap pilar tersebut memilik arti yaitu:
1.       Pilar Peningkatan Ekonomi
       House of Sampoerna membuat TPOàuntuk memberbudayakan masyarakat. di desa.
2.       Pilar Pendidikan
       House of Sampoerna mengadakan beasiswa untuk anak-anak karyawan.
3.       Pilar Pelestarian Lingkungan
       House of Sampoerna melakukan pelestarian mangrove
4.       Pilar Tanggap Darurat Bencana
     House of Sampoerna selalu ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan pada korban bencana.
    House of Sampoerna selalu ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan pada korban bencana.
Event yang pernah dibuat: Acara musik ardenalin
Budaya perusahaan
Simbol atau lambang:

·         Bintang yang berjumlah sembilan berarti kesempurnaan
·         Dua singa di kanan kiri, singa sebelah kiri adalah singa betina yang mempunyai tugas untuk merawat anak, sedangkan sebelah kanan adalah singa jantan yang mempunyai tugas untuk mencari nafkah
·         Lingkaran di tengah yang di dalamnya ada 3 tangan. Falsafah 3 tangan:
1.      Produk kualitas tinggi
2.      Menciptakan lingkungan kerja yang menarik
3.      Memberi manfaat terhadap masyarakat
Bahasa: Indonesia, Inggris, mandarin, perancis, dll.
Kebiasaan-kebiasaan: dalam bekerja melinting rokok para pekerja selalu diiringi music tradisional (campursari, dangdut, dll).
Slogan: ANGGARDA PARAMITA yang berarti menuju kesuksesan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar